Kamis, 28 Januari 2010

Profil Propinsi Bengkulu


Provinsi Bengkulu terletak di sebelah barat pegunungan Bukit Barisan, memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung. Secara administratif, provinsi ini terdiri dari 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kaur, Seluma, Muko-Muko, Lebong dan Kaphyang serta 1 (satu) kota, yaitu kota Bengkulu yang sekaligus merupakan ibu kota provinsi ini.

Beberapa hasil pertanian, perikanan, dan kehutanan di Bengkulu memiliki potensi untuk dikembangkan dan diolah dalam industri olahan, seperti minyak kelapa sawit, rotan, kayu lapis.dan olahan untuk bahan furniture, crumb rubber, udang beku dan pengolahan ikan dalam kaleng. Daerah Bengkulu juga menghasilkan sayur-sayuran, seperti lombok, tomat, kacang kedelai, kacang hijau, kancang panjang, terong, kubis, sawi, wortel, lobak, dan buah-buahan seperti durian, mangga, pepaya, dan pisang.
Perkebunan di Bengkulu menghasilkan antara lain, kelapa sawit, karet, dan coklat yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan. Sementara kopi banyak terdapat di Rejang Lebong. Hasil komoditas perkebunan lainnya, seperti lada, cengkeh, enau, teh, tembakau, kemiri, kapuk dan pinang tersebar di seluruh wilayah Bengkulu.

Potensi perikanan di daerah Bengkulu meliputi usaha perikanan darat, tambak, dan perikanan laut yang sampai sekarang belum dimanfaatkan secara optimal dan masih berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama dalam hal pemanfaatan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).

Bengkulu juga memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya maupun sejarah. Wisata alamnya antara lain Bukit Kaba di Curup, Bukit Belerang Semaleko di Lebong Selatan, Bunga Raflesia Arnoldi di Taba Pananjung. Rekreasi pantainya antara lain pantai Panjang Nala di Gading Cempaka, pantai pasir putih Pulau Baai di Selebar, danau di Selebar, danau Tes di Lebong Selatan, cagar alam Pagar Gunung di Kepahyang, cagar alam Lubuk Tapi di Pino, dan sebagainya. Wisata budayanya antara lain kesenian Tabot, tarian rakyat Enggano, dan kerajinan kain Besurek. Wisata sejarahnya meliputi rumah peninggalan Bung Karno, Benteng Malborough, dan monumen Thomas Par di Teluk Segara.

Sebagai tujuan investasi, provinsi ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang diantaranya Bandara Fatmawati di Bengkulu dan Bandara Muko-Muko di Bengkulu serta memiliki Pelabuhan Linai Bintuhan dan Pelabuhan Malakoni Enggano.


Catatan :

Pembagian Wilayah Administratif Prov Bengkulu :

No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bengkulu Selatan/Kota Manna
2 Kabupaten Bengkulu Tengah/Karang Tinggi
3 Kabupaten Bengkulu Utara/Arga Makmur
4 Kabupaten Kaur/Bintuhan - Kaur Selatan
5 Kabupaten Kepahiang/Kepahiang
6 Kabupaten Lebong/Muara Aman
7 Kabupaten Mukomuko/Mukomuko
8 Kabupaten Rejang Lebong /Curup
9 Kabupaten Seluma/Tais
10 Kota Bengkulu -
Sumber :
http://regionalinvestment.com/newsipid/id/displayprofil.php?ia=17
http://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu

Sumber Gambar:
http://www.unib.ac.id/images/other/image/bengkulu1.jpg

Peta Bengkulu


View Larger Map

Bengkulu, Sedikit Keunikan tentang Kotanya


Ada yang masih belum tahu Bengkulu? Bengkulu bukan Maluku. Ya, sering saat saya mengatakan bahwa saya dibesarkan di Bengkulu, orang yang mendengar sering mengira Maluku. “Bengkulu yang dekat dengan Sulawesi itukan?” Heh?!

Memang Bengkulu bukanlah daerah yang tergolong terkenal, baik kota maupun propinsinya. PADnya pun hampir selalu defisit untuk mencukupi pembangunan daerahnya sendiri. Beberapa tags yang cukup berkaitan dengan kata Bengkulu mungkin adalah Presiden RI pertama Soekarno, bunga Rafflesia, dan benteng Marlborough. Ada yang lain? *garuk-garuk…kekeke.



Saya ndak akan bercerita tentang detil daerah Bengkulu, anda bisa mencarinya di google dan internet. Saya hanya ingin menceritakan sedikit keunikan yang ada di kota Bengkulu, yang merupakan ibukota propinsi Bengkulu itu sendiri. Saya pernah posting tentang kurotidur, daerah yang membesarkan saya dan sampai sekarang kedua orang tua saya masih tinggal disana. Dahulu saat SMU saya musti pindah dan ngekos di kota Bengkulu yang berjarak 70an Km dari daerah Kurotidur itu. Itulah sebabnya kenapa saya memiliki sedikit kenangan yang unik tentang kota Bengkulu.


Sedikit informasi tentang Kota Bengkulu di Wikipedia :

Kota Bengkulu adalah ibu kota provinsi Bengkulu, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 144,52 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 200.000 jiwa. Kota Bengkulu terletak di tepi pantai pulau Sumatra yang menghadap ke Samudra India. Provinsi Bengkulu sendiri terletak pada pantai barat pulau Sumatra pada posisi 101° 1′ – 104° 46′ BT dan 2° 16′ sampai 5° 13′ LS, yang membujur sejajar dengan Bukit Barisan dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dengan panjang pantai 525 km dan luas teritorial 48.075 km².

Kota ini terkenal karena pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dalam kurun tahun 1939 – 1942 pada masa Hindia-Belanda. Selain itu, di kota ini terdapat benteng peninggalan Kerajaan Inggris, Fort Marlborough, yang terletak di tepi pantai. Sekarang daerah pantai di dekat benteng ini sedang diupayakan untuk dikembangkan untuk tujuan pariwisata.

Selama 3 tahun saya tinggal di kota Bengkulu tersebut, menyelesaikan sekolah di SMUN 5 (dulu jaman saya masih SMUN 4). Ada sedikit keunikan dengan nama-nama daerah di kota Bengkulu sana, yang sampai sekarang saya masih bisa mengingatnya. Berikut list tentang beberapa nama daerah di kota itu yang masih bisa saya ingat :
Ratu Agung
Ratu Samban
Pondok Besi
Pintu Batu
Pagar Dewa
Kebun Ros
Sawah Lebar
Suka Rame
Suka Merindu
Kampung Bali
Kampung Cina
Semarang
Surabaya
Pasar Melintang
Tanah Patah
Kebun Tebeng
Air Sebakul
Sumur Melele
Sungai Hitam

Coba anda perhatikan, dimanakah kira-kira letak keunikannya? …. Bisa? Hehehe… Nama-nama daerah itu bisa menjadi sebuah keunikan karena kita bisa merangkainya menjadi kalimat untuk menggambarkan atau bercerita tentang kota Bengkulu. Saya coba merangkainya dengan versi saya dibawah ini.

Kota Bengkulu itu hebad, karena ada dua ratu yang tinggal disana yaitu Ratu Samban dan Ratu Agung. Kota Bengkulu juga sangar karena disana banyak Pondok yang terbuat dari Besi, Pintunya Batu, dan berPagarkan Dewa! Disana ada Kebun Ros juga dan Sawahnya Lebar semua.

Meskipun orang-orang di kota Bengkulu Suka Rame, namun juga Suka Merindu. Karena disana banyak berkumpul orang-orang dari Kampung Bali, Kampung Cina, Semarang dan Surabaya. Semacam Potret Bhineka Tunggal Ika lah…

Beberapa kekurangan di kota itu adalah Pasarnya Melintang, Tanahnya sering Patah, Kebunnya Nebeng, Airnya cuman Sebakul karena Sumurnya Meleleh dan Sungainya Hitam.

You see? cukup unik bukan? atau mungkin anda bisa merangkainya kalimatnya menjadi lebih baik? silahkan saja Kenapa saya bilang unik, karena selama saya berkeliling di berbagai kota lain di indonesia selama ini, saya belum pernah menemukan saingan atas keunikan seperti yang ada di kota Bengkulu tersebut. Atau jika memang ada dan anda tahu silahkan bercerita disini.


Sumber :
http://epat.songolimo.net/2008/08/28/bengkulu-sedikit-keunikan-tentang-kotanya/
28 Agustus 2008

Sumber gambar :
Blog Simpang Limo

Agar Tidak Punah, Kue-kue Khas Bengkulu Dibuat Renyah Dikunyah


Perempuan asli Bengkulu, Neliwati Dalimo, sukses menekuni produksi makanan ringan khas Bengkulu dengan merek Kue Ende. Sebetulnya usaha Kue Ende, yang dirintis sejak 2001 ini, lebih merupakan panggilan hati. Ia ingin memperkenalkan makanan khas Bengkulu ke seluruh Indonesia, dan bahkan ke luar negeri kelak.

“Bila tidak diperkenalkan kepada pasar, lama-kelamaan makanan ini akan dilupakan,” ungkap perempuan yang memulai usaha dengan modal Rp 100 ribu saja itu.

“Sebelumnya, saya membuat keripik bawang dan menitipkannya di toko-toko kue. Baru kemudian saya membuat kue-kue kering, ” katanya. Rasa dan penampilan kue-kue khas Bengkulu, jika berpegang pada resep asli, jadinya agak keras. “Walau rasanya enak, tapi karena keras, banyak orang malas memakannya,” keluh Neliwati.


Demi terlestarikannya makan ringan khas Bengkulu, maka Neliwati pun mencari jalan untuk membuat resep kue yang lembut dikunyah. Dalam upayanya ini, ia sekaligus bertekad menaikkan mutu kue-kue tradisional Bengkulu ini. Dengan menggunakan komposisi bahan baku kualitas tinggi, ia menghasilkan rangkaian kue-kue khas Bengkulu mutu prima dengan harga jual di atas rata-rata, yaitu Rp 5.000 per 1,5 ons sampai Rp 35 ribu per kg.

“Saat ini saya membuat lebih dari sepuluh macam kue snack, yang semuanya khas Bengkulu,” tuturnya. “Yang paling laku adalah kue bawang, perut punai dan tat.”

Neliwati tetap mengolah kue-kuenya secara tradisional, sehingga citarasanya pun tulen khas Bengkulu. “Agar tahan lama dan tetap gurih, kemasan harus benar-benar kedap udara. Maksimal kue saya bertahan sampai dua bulan,” katanya.

Setiap hari Kue Ende memproduksi sebanyak 25 kg kue. Untuk pengerjaannya, Neliwati dibantu oleh duabelas karyawan harian. Sedang pemasarannya, selain dijual di outlet miliknya sendiri, juga dijual ke toko-toko kue dengan sistem beli putus. Dari usaha memproduksi kue-kue khas Bengkulu ini, ia menikmati omzet hingga Rp 25 juta setiap bulan.

“Saya belum memasarkan langsung ke luar daerah, hanya lewat perantara saja,” ungkapnya. Ia mengakui bahwa dirinya sedang mencoba menembus pasar ritel lokal dan pasar di luar negeri karena sudah ada permintaan dari Cina untuk kue keripik bawang. Dalam misinya ini, Neliwati tidak akan hanya mengandalkan citarasa. Menurutnya, kemasan akan ikut sangat menentukan keberhasilannya.

Sumber :
Rachma Utami/Gema Industri Kecil/Edisi XVIII/2007, dalam :
http://www.langitperempuan.com/2008/10/agar-tidak-punah-kue-kue-khas-bengkulu-dibuat-renyah-dikunyah/

Menjelajahi Benteng Marlborough Bengkulu

alan-jalan ke Bengkulu kurang lengkap jika tidak mampir ke Benteng
Marlborough. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) pada 1713 hingga 1719 di bawah pimpinan Gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris.

Benteng itu didirikan di atas bukit dan dibangun menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi Samudera Hindia. Letaknya sekitar 30 meter dari bibir pantai.

Marlborough berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa
Hindia-Belanda pada 1825-1942. Namun sejarah Inggris selaku kepemilikan pertama benteng itu tidak akan pernah hilang.

Posisi Benteng Marlborough terletak tidak jauh dengan China Town atau perkampungan China di Bengkulu.

Rasa penasaran semakin besar dan tentunya sebelum memasuki area benteng, pengunjung harus membeli tiket. Tidak mahal, hanya membayar Rp 5 ribu, pengunjung pun bisa berlama-lama di benteng itu.

Saat memasuki benteng itu terdapat pintu yang terbuat dari besi tebal yang terdapat tulisan berbahasa Inggris. Setelah melewati pintu pertama, kita harus melewati jembatan yang terbentang sepanjang kurang lebih 10 meter. Di jembatan itu serasa melewati aliran sungai di film-film kerajaan Inggris.

Konon katanya, jembatan itu dulunya difungsikan secara manual yakni bisa diturunkan dan dinaikkan menggunakan rantai. Namun saat ini jembatan Benteng Marlborough sudah dipatenkan.

Setelah melewati jembatan, kita menemukan pintu besar sebagai pembatas yang langsung menuju inti dari benteng. Begitu sampai di dalamnya, setelah pintu masuk Benteng terdapat penjara di sebelah kanan dan kiri yang dipisahkan oleh pintu besi.

Lebih menjorok ke dalam, terdapat meriam-meriam peninggalan tentara Inggris dan Belanda yang sudah karatan. Sementara di bagian kanan benteng, terdapat barak tentara yang terdiri dari 8 pintu. Barak tersebut sangat sumpek dan kondisinya sangat lembab.

Bagaimana tidak, di barak itu hanya terdapat beberapa jendela yang konsepnya dibuat di bagian atas dan berukuran 25x40 cm. Jarak iternit dan lantai sekitar 2,5 meter. Selain itu di barak tersebut terdapat peluru meriam peninggalan tentara Inggris dan Belanda.

Lebih masuk ke dalam, kita dapat menaiki tangga ke lantai paling atas. Dari situ kita dapat melihat bentangan Samudera Hindia yang luas dan sudut-sudut benteng di bagian atasnya terdapat beberapa meriam. Meriam itu mengarah ke lautan dan kota yang saat ini menjadi pusat kota Bengkulu. Aura peperangan juga terasa di benteng itu. (ikh/nik)


Sumber :
Muhamad Ikhsan
http://www.detiknews.com/read/2010/01/04/143713/1271306/10/menjelajah-benteng-marlborough-bengkulu
4 Januari 2010

Sejarah Provinsi Bengkulu

Nama Bengkulu diambil dari kisah perang melawan orang Aceh yang datang hendak melamar Putri Gading Cempaka, yaitu Soak Ratu Agung Raja Sungai Serut Akan tetapi lamaran tersebut ditolak sehingga menimbulkan perang. Suku Soak Dalam, adalah saudara kandung Putri Gading Cempaka yang menggantikan Raja Sungai Serut, saat terjadi peperangan berteriak “Empang ka Hulu-Empang ka hulu”: yang artinya hadang mereka (orang Aceh) jangan biarkan mereka menginjakkkan kakinya ditanah kita . Dari kata tersebut lahirlah kata Bangkahulu atau Bengkulu, bangsa Inggris menyebutkannya dengan Bencoolen.

Wilayah Bengkulu telah didiami penduduk sejak zaman prasejarah, hal ini ditunjukan dengan ditemukannya prasasti dibagian utara Bengkulu, yaitu bangunan megalitik type dongson dibagian selatan Bengkulu.

Dalam sejarah Bengkulu terdapat kerajaan-kerajaan kecil yaitu : Selebar, Sungai Serut, Empat Petulai, Indra Pura dan beberapa kerajaan lainnya.

Kerajaan Selebar merupakan salah satu kerajaan di Bengkulu yang telah melakukan perdagangan ke luar negeri yang ditandai adanya perjanjian dengan Perusahaan Hindia Timur Inggris pada tanggal 12 Juli 1685. Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa Raja Selebar memberikan hak kepada Inggris untuk membangun gudang dan benteng, hal ini merupakan salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Selebar.

Pada tahun 1712 Yoseph Collet diangkat menjadi Deputi Gubernur, ia meminta izin untuk menggantikan benteng York dan membangun sebuah benteng baru diatas karang, sebuah bukit kecil yang menghadap ke laut sekitar 2 Km dari benteng York. Pada tahun 1714 dimulailah pembangunannya dan selesai pada tahun 1718. Yoseph Colet menyebutnya benteng "Malborough" yang merupakan Duke Of Malborough pertama yang diangkat menjadi pahlawan nasional setelah ia memenangkan sejumlah pertempuran melawan Perancis dan musuh-musuh lainnya.

Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles tahun 1818 – 1824 Bengkulu menjadi terkenal.

Pada Tahun 1825 Inggris yang menguasai Bengkulu melakukan tukar menukar dengan Belanda yang menguasai Malaysia dan Singapura. Belanda selanjutnya menempati benteng Malborough sampai perang dunia II yang pada akhirnya semua wilayah Sumatera diduduki tentara Jepang sampai Jepang menyerah kalah pada tahun 1945. Setelah kemerdekaan RI tahun 1945 benteng tersebut digunakan oleh TNI dan polisi sampai tahun 1970. Setelah kemerdekaan RI Bengkulu merupakan salah satu Keresidenan di Provinsi Sumatera Selatan, baru pada tahun 1968 Bengkulu terwujud menjadi Provinsi yang berdiri sendiri dan lepas dari Provinsi Sumatera Selatan.


Sumber :
http://bengkulu.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=56&Itemid=40
30 November 2009

Kesenian Tradisional "Nandeh" Bengkulu Punah

Salah satu kesenian dari kebudayaan masyarakat Bengkulu, yakni Nandeh, saat ini punah tergilas kesenian moderen, padahal sebelumnya sangat populer di mata masyarakat umum.

"Kesenian yang berasal dan berkembang di wilayah Talo, Masmambang, Manna, hingga Kaur itu di zaman dulu hampir ada di setiap acara warga yang sedang berduka," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu, Drs Agus Setiyanti, Minggu.

Sekarang ini, tidak ada lagi warga penerus yang berprofesi sebagai pelakon Nandeh tersebut, sedangkan untuk menghidupkan kembali sulit mencari sejarah dan cerita budaya Nandeh itu.

Kesenian Nandeh, katanya, adalah seni bertutur atau berdongeng, untuk menghibur warga yang sedang dilanda musibah, baik ditinggal kerabat terdekat ataupun musibah alam.

Seorang pelakon Nandeh mirip dalang yang bercerita atau pun berdongeng kepada warga yang terkena musibah tersebut, sedangkan dongeng yang diceritakan bertemakan perjuangan dan kejayaan dari para nenek moyangnya terdahulu serta diselingi dengan cerita lucu, sehingga warga terhibur dan duka yang dialami menjadi terlupakan.

Menurut Agus, seorang penutur Nandeh akan bercerita seperti setengah menyanyi dan bertutur seperti meratap, serta layaknya dalang di Pulau Jawa, penutur Nandeh juga menggunakan properti yaitu sebilah kayu atau bambu yang berukuran satu meter untuk menopang dagu nandeh.

"Jika di pulau Jawa kesenian wayang terus mengalami modifikasi, baik itu dalam properti yang digunakan seperti wayang terbuat dari karet lentur, sedangkan isi cerita yang dilakonkan terus berubah mengikuti perkembangan zaman dan masih diterima sampai sekarang," katanya.

Namun, kesenian Nandeh justru mengalami gempuran dari media elektronik yang selalu mengadakan acara beraneka ragam pilihan, akibat kemanjuan teknologi yang membuat jangkauan siaran saat ini hampir merata dapat diterima di seluruh pelosok Nusantara.

"Tidak adanya sumber daya manusia yang berprofesi sebagai Nandeh juga semakin memperburuk keadaan, apalagi kebiasaan seorang kakek bercerita kepada anak cucunya sebelum tidur saat ini sudah hilang dan tidak lagi diberlakukan," katanya.

Menanggapi keadaan seperti ini Disbudpar Bengkulu mencoba membangkitkan kembali budaya-budaya lama agar dapat bertahan dan berkembang di Bengkulu, dengan mengadakan festival kesenian yang bertemakan "Menyibak Masa Lalu dan Membuka Tabir Masa Depan."

"Semua kesenain asal Bengkulu akan dipertontonkan pada kegiatan tersebut," tambahnya.
Penulis: JY | Editor: jodhi | Sumber : ANT

Sumber :
http://oase.kompas.com/read/2010/01/12/03382549/Kesenian.Tradisional..quot.Nandeh.quot..Bengkulu.Punah
12 Januari 2010

Sembilan Bencana Alam Berpotensi Landa Bengkulu

Tim Pemetaan Risiko Bencana Provinsi Bengkulu menetapkan sembilan ancaman bencana alam berpotensi melanda daerah itu yakni gempa bumi, tsunami, banjir, gunung meletus, tanah longsor, kebakaran hutan, angin puting beliung, kekeringan dan abrasi.

Sembilan ancaman bencana ini merupakan kajian tim pemetaan risiko bencana bekerja sama dengan badan Program Pembangunan PBB (United Nation Development Program/UNDP) dan organisasi nonpemerintah dari Swiss, Swisscontact," kata Ketua Tim Pemetaan Risiko Bencana Provinsi Bengkulu, M Nasyah, Rabu (27/1).

"Sembilan ancaman bencana ini akan disesuaikan dengan penyusunan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu berbasis mitigasi atau pengurangan risiko bencana yang saat ini sedang dibahas," katanya.

Ancaman bencana gempa bumi terjadi hampir di seluruh wilayah Bengkulu karena daerah tersebut berada di pertemuan dua lempeng aktif yakni Eurasia dan Indoaustralia serta patahan Sumatra (Sumatran fault).

Tim menetapkan wilayah yang berada di kawasan bencana gempa bumi dengan intensitas cukup tinggi antara lain Kota Bengkulu, Mukomuko, Curup, Manna, Bintuhan, Tais, Muara Aman, Kepahiang, Seginim, Linau dan Malakoni di Pulau Enggano.

"Pada umumnya daerah yang terletak di sepanjang pesisir pantai dan sepanjang sesar semangko sangat rawan bencana gempa bumi," katanya.

Sementara daerah yang rawan letusan gunung api Gunung Kaba adalah seluruh wilayah di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang.

Sedangkan daerah yang rawan bencana tsunami adalah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur yang berada di sepanjang pesisir pantai Barat Sumatra.

Nasyah mengatakan berdasarkan ancaman bencana tersebut akan menjadi acuan sejumlah program untuk mengurangi risiko bencana seperti pemasangan peringatan dini tsunami dan pembangunan jalur evakuasi jika terjadi tsunami.

Sementara sejumlah program lainnya akan dirancang seperti pembangunan daerah penyangga tsunami, pembangunan pos di wilayah rawan bencana tsunami, penetapan dan pembangunan jalur evakuasi, simulasi evakuasi bencana bagi masyarakat, dan pembuatan media informasi tentang prosedur peringatan dini dan jalur evakuasi.(ant/yan)

Sumber :
http://erabaru.net/top-news/37-news2/9974-sembilan-bencana-alam-berpotensi-landa-bengkulu
27 Januari 2010

Potret Tambang Bengkulu yang Penuh Luka


Tak salah jika ada pepatah yang mengatakan memiliki kekayaan tambang ibarat memiliki surga sekaligus menggenggam neraka. Sejarah pertambangan dunia mencatat tak satu pun negara di belahan bumi yang dimakmurkan oleh hasil tambang. Propinsi Bangka Belitung sebagai ilustrasi pertama, propinsi ini tercatat telah 300 tahun berhasil mensupply 40 persen kebutuhan timah dunia.

Namun, apa yang diterima oleh propinsi ini selain pertumpahan darah dan lubang-lubang bekas galian yang bertebaran serta rasa cemas yang menghinggapi warga karena ancaman amblasnya propinsi ini tinggal menghitung waktu – meskipun masyarakatnya hidup dengan kemewahan- (baca buku : Tiga Ratus Tahun Melayani Dunia) Setali tiga uang dengan Bangka Belitung, potret pertambangan di Propinsi Bengkulu penuh dengan luka dan penderitaan, sayangnya tak banyak fakta ini mampu diungkap dengan jujur. Dengan alih Pendapatan Asli Daerah, devisa dan penyerapan tenaga kerja maka, kedaulatan rakyat akan wilayah, lingkungan hidup yang sehat, akses akan matapencaharian diabaikan.

Propinsi Bengkulu memiliki luasan 1.978.870 Ha dengan ekspose yang luar biasa kita mengklaim menyimpan kandungan mineral, dan batubara yang besar terbentang mulai dari Kabupaten Mukomuko hingga Kabupaten Kaur. Dalam catatan Walhi Bengkulu tidak kurang dari 50 perusahaan pertambangan yang telah mendapatkan izin eksplorasi maupun eksploitasi, Batubara, emas, dan pasir besi. Sialnya, hasil tambang ini tak satu pun dimanfaatkan untuk kepentingan dalam negri. 80 persen produksi pertambangan di Indonesia, untuk memenuhi syahwat konsumsi negara-negara penyumbang karbon yang memicu pemanasan global seperti, Amerika Serikat, China, India, dan Singapura.
Dapat kita lihat ratusan desa di sekitar kawasan penghasil batubara di Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah berada dalam kondisi gelap gulita pada malam hari alias tidak mendapatkan fasilitas listrik. Padahal, batubara diagung-agungkan sebagai energi murah penghasil listrik tenaga uap. Hal yang sama juga terjadi di seluruh Indonesia. Kalimantan Selatan contoh propinsi penghasil terbesar batubara, namun 60 persen desa-desa tak mendapatkan fasilitas listrik, kemiskinan serta pengangguran meningkat tajam.

Pada tulisan ini kami coba menyuguhkan secara mendasar fakta-fakta pertambangan di Propinsi Bengkulu. Kami akan mulai dari alasan pemerintah dalam memuja investasi pertambangan. Pertama, PAD. Total PAD yang didapat dari pertambangan batubara, Bengkulu hanya mampu mengumpulkan royalti Rp 10 milliar per tahun ditambah dengan Rp 500 juta per tahun. Dengan volume ekspor sebanyak 1 juta ton lebih. Artinya dalam satu tahun uang dari pertambangan emas hitam hanya Rp 10,5 milliar. Selanjutnya, dari pertambangan pasir besi ada beberapa perusahaan di Kabupaten Seluma misalnya, hanya bisa menyumbang PAD berkisar Rp 10 juta per tahun. (www.walhibengkulu.blogspot.com)

Kedua, menyerap tenaga kerja. Pertambangan di Bengkulu merupakan pertambangan skala kecil. Berkisar 50 karyawan per perusahaan, bahkan ada juga tambang yang memiliki jumlah pekerja hanya 10 orang. Jika diasumsikan kita ambil rata-rata satu perusahaan mampu menyerap 50 pekerja artinya, pertambangan di Bengkulu hanya menyerap 2.500 tenaga kerja. Ini sudah dihitung dengan tenaga ahli, yang kebanyakan berasal dari luar Bengkulu.
Ketiga,mensejahterakan rakyat sekitar. Misalnya, masyarakat sekitar bisa membuka warung makan bagi pekerja tambang, atau usaha angkutan batubara. Dapat dihitung dengan jari hanya berapa orang yang mampu bertahan di jasa angkutan ini, karena butuh modal besar. Rata-rata pemain bisnis ini adalah pejabat daerah yang mempunyai akses istimewa.

Kita berhak jujur ada berapa banyak luka yang diderita rakyat Bengkulu akibat dari proses eksploitasi yang rakus ini. Fakta-fakta ini didapat oleh Walhi dari seluruh kabupaten kota yang ada di Bengkulu. Pertama, hilangnya hak rakyat atas matapencaharian. Kabupaten Kaur, Kecamatan Maje merupakan contoh pertama yang akan Walhi suguhkan. Ada 5 desa dan 8000 jiwa 60 persen warganya bergantung hidup pada sungai secara turun temurun, mencari kepiting, udang dan ikan. Awal 2009 berdirilah sebuah pertambangan pasir besi yang merusak sungai, mengakibatkan hilangnya matapencaharian warga. Pengakuan warga dengan mencari udang dan kepiting, dalam semalam mereka bisa mengumpulkan uang Berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu (dengan durasi waktu hanya 3 jam). (www.kabarindonesia.com)

Saat ini pendapatan mereka menurun, 80 persen. Banyak warga yang mengeluh tak dapat membayar tagihan listrik, tidak dapat membayar uang sekolah anak, hingga kredit motor yang menunggak. Parahnya lagi, ada pula aparat Brimob disewa oleh perusahaan yang mengusir warga ketika hendak mencari kepiting, menakut-nakuti dengan cara menembakkan senjata api ke udara. Hal yang hampir mirip juga terjadi di Kabupaten Seluma.

Tidak hanya di Kaur, di Kecamatan Putri Hijau Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah puluhan hektar sawah rakyat terkena limbah akibat pecahnya penampungan (stock pile) batubara. Merusak sungai yang biasa digunakan ribuan warga untuk mencuci, mandi, dan kebutuhan sehari-hari. Sialnya, Pemda dan perusahaan lebih suka mengatakan hal ini adalah bencana alam bukan kelalaian perusahaan.

Kedua, kerusakan lingkungan hidup. Secara mengejutkan Dirut PDAM Kota Bengkulu mengumumkan bahwa air yang mereka jual kepada masyarakat tidak layak konsumsi karena tercemar. Sayangnya, sang direktur enggan dengan jujur mengatakan cemaran tersebut disebabkan oleh limbah batubara. Padahal, Sungai Muarabangkahulu dan Air Nelas telah tercemar limbah batubara yang bermuara ke laut. Hal ini tentu saja merusak terumbu karang yang merupakan tempat ikan betelur dan bersarang, nelayan merasakan langsung dampak ini.

Selanjutnya, dalam melakukan proses penambangan banyak sekali perusahaan pertambangan tidak menghormati kaidah-kaidah lingkungan hidup yang baik, sebagaimana aturan konstitusi yang berlaku, misalnya merusak daerah sempadan sungai dan pantai, proses sosialisasi yang tidak jelas dan terbuka, mengabaikan hak-hak dasar rakyat, adanya beberapa dokumen yang dipalsukan, diindikasikan upaya penyuapan juga terjadi.
Ketiga, turunan dari tidak hormatnya perusahaan pada kaidah lingkungan hidup yang baik ini tak jarang berimbas kepada rakyat sekitar tambang, misalkan terjadinya sawah dan usaha warga yang terendam karena penambang membendung sungai bagi kepentingan penambangan.

Keempat,fakta perusahaan tambang mampu menyerap tenaga kerja ternyata cuma akal-akalan saja. Bisa dilihat untuk kasus di Kabupten Kaur dan Seluma, dalam satu malam warga bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 150 ribu. Sedangkan, bekerja di tambang hanya digaji Rp 40 ribu per hari dengan jam kerja dari pukul 08.00 Wib hingga pukul 15.30 WIB. Benarkah logika ini???

Kelima, rusaknya fasilitas jalan umum karena angkutan batubara. Dari data Walhi Bengkulu setidaknya tahun 2009 Pemprop Bengkulu harus merogoh kocek sebanyak Rp 2.7 milliar untuk pemeliharaan jalan. Saat ini juga Pemprop sudah mengusulkan dalam RAPBD 2010 dana untuk perbaikan jalan yang rusak sebesar Rp 122 milliar. Bandingkan uang perbaikan jalan dengan PAD dari batubara sebesar Rp 10.5 milliar untungkah Bengkulu?

Keenam,fakta PAD. Fakta peningkatan PAD ternyata tidaklah benar adanya, sudah dapat kita lihat untuk perawatan jalan umum saja Pemda kelimpungan cari uang. Lalu bagaimana untuk kesejahteraan rakyat seperti kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.


Skema Korup Sumber Daya Alam Indonesia

Kami ambil contoh pasir besi, skema korupsi sumber daya alam pasir besi ini berawal dari kebijakan pemerintah China menghentikan Seluruh aktivitas pertambangan di dalam negerinya. Selanjutnya pemerintah China melakukan MoU dengan Pemerintah RI, hasil MoU ini membuat Mentri Keuangan mengeluarkan keputusan “Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 38/M-DAG/PER/10/2008 tangggal 22 Oktober tentang “Penetapan harga patokan Ekspor (HPE) atas barang Ekspor tertentu, Pasir Besi menjadi komoditi yang dibebaskan biaya Bea Ekspor”, selain itu perusahaan baja raksasa China memarger perusahaan menjadi perusahan perusahaan kecil yang menguasai beberapa Kuasa pertambangan di Bengkulu, Jawa Barat, Kalsel, Riau, dan Jawa Tengah.

Skema ini telah merugikan negara dalam beberapa bentuk : Rendahnya harga SDA di indonesia, Aparat hukum daerah mengalami kesulitan menindak, Terjadi pencurian SDA yang legal secara administratif tetapi merugikan, Negara harus mengeluarkan banyak uang untuk memulihkan infrastruktur jalan dan jembatan, reklamasi lahan dan recovery lahan..
Tidak itu saja, skema perjanjian antar negara ini telah merugikan perekonomian dan perusahaan baja nasional. Dimana bahan baku yang didapatkan dengan murah oleh perusahaan perusahaan asal china di indonesia, produksinya kembali di pasarkan dalam negeri indonesia, produk-produk baja asal China di design menyerupai baja produksi nasional tetapi dengan kualitas rendah, dipasarkan dengan gelap pada harga dibawah harga baja nasional, aktivitas industri baja China telah membuat perusahaan perusahaan nasiona kehilangan pasar, dimana beberapa perusahaan nasional di tahun 2007 s/d 2008 terpaksa menurunkan produksi hingga 60 %. Bahkan beberapa perusahaan nasional terpaaksa menjaul sahamnya kepada perusahaan asal China, shingga 6 dari 10 perusahaan baja besar di indonesia dikuasai oleh pengusaha asal china. Tololnya lagi dari setiap ekspor senilai Rp 15 miliar, royalti yang diterima negara hanya Rp 300 juta.


Rakyat Tak Punya Tanah

Hal yang paling menakutkan saat ini adalah daya dukung luas Bengkulu tak mampu lagi menjamin kesejahteraan rakyat, jika Pemda tidak mempunyai moral baik mengelolah tanah untuk kemakmuran rakyat. Data yang dimiliki Walhi Bengkulu; saat ini jika seluruh tanah dibagi secara merata kepada seluruh rakyat Bengkulu dengan jumlah 1.983.968. per kepala hanya mendapatkan ¼ hektar. Ini disebabkan oleh luasan yang lain dikuasai oleh Kuasa Pertambangan sebanyak 8.10 persen, perkebunan skala besar 20,8 persen. Dan 46.5 persen adalah kawasan hutan. Artinya 24.6 persen inilah yang dibagi dengan 1.983.968 jiwa.


Alih Fungsi Hutan

Belakangan Walhi menemukan usaha Pemda untuk mengalih fungsikan serta melepas kawasan status hutan yang diakui di dalamnya terdapat endapan tambang. Sebayak 99 ribu hektar. Data yang dimiliki Walhi alihfungsi tersebut tidak untuk kepentingan rakyat, namun lagi-lagi kepentingan pertambangan yang menjadi niat utama.
Gejolak Penolakan Rakyat

Gejolak penolakan rakyat terhadap pertambangan semakin tinggi di Bengkulu, di masing-masing kabupaten dan kota, namun sejauh ini belum ada tindakan humanis dan pro rakyat dilakukan oleh pemerintah. Menurut Walhi tak baik jika Pemda terus menutup telinga dan hati terhadap jeritan rakyat tersebut, karena jika ini dibiarkan terus terjadi maka gelombang penolakan yang lebih massif dan anarkhis pasti terjadi.


Tawaran Walhi

Walhi menawarkan konsep pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang harus digalakkan seperti sektor kelautan, perkebunan rakyat, dan masih banyak lagi. Dengan tujuan besar bersama adalah kepentingan rakyat, buka kepentingan segelintir orang atau perusahaan saja.


Sumber :
Walhi Bengkulu
http://www.ulayat.or.id/publikasi/potret-tambang-bengkulu-yang-penuh-luka/.html
31 Desember 2009

Pengalihan Fungsi Hutan Lindung di Bengkulu Penyebab Bencana

Penggunaan hutan lindung dengan cara dialihfungsikan atau pembebasan kawasan merupakan salah satu penyebab terjadi berbagai bencana, baik kebakaran hutan, banjir, dan longsor.

Hal tersebut disampaikan Consultan United Nation Development Poundation (UNDP) Frank dalam seminar Bengkulu Disaster Risk Mapping (BDRM) Tata Ruang Berbasis Mitigasi Bencana Alam, Rabu (27/1).

Kondisi tersebut kontradiktif dengan rencana Pemerintah Provinsi Bengkulu yang berencana melakukan pelepasan 99 ribu hektare hutan yang ada di Bengkulu.

Frank mengatakan, berdasarkan data Direktorat kehutanan dari 920.964 hektare hutan Bengkulu (45,98 persen dari luas daratan), saat ini yang tersisa hanya 757.800 hektar dari 38 persen luas wilayah daratan.

Jadi jika dilakukan pelepasan kembali yang tersisa hanya 658.800 hektare. Belum lagi laju kerusakan hutan yang terjadi di Bengkulu dari 2003-2006 yaitu 21.504 hektare per tahun. “Sebanyak 2,8 persen setiap tahun dari jumlah hutan, sementara di dearah lain di Sumatera rata-rata 1,7 persen,” ujar Frank.

Sementara itu Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, membahas rencana pelepasan kawasan hutan seluas 99 ribu hektare dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bengkulu.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu Chairil Burhan mengatakan, pembahasan ini untuk memaparkan kawasan hutan yang ikut dialihkan untuk review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu pada 2010. "Kebetulan kawasan hutan ada yang masuk dalam RTRW sehingga kami harus memaparkan kepada badan legislasi," katanya.

Chairil mengatakan, pengalihan fungsi tersebut antara lain disebabkan adanya pendudukan masyarakat di kawasan hutan dan tumpang tindih kawasan hutan dengan sejumlah Hak Guna Usaha perusahaan perkebunan swasta.

Menurut dia, sebagian besar permasalahan kehutanan di daerah ini adalah pekerjaan lama ketika Dinas Kehutanan masih di bawah Kantor Wilayah (Kanwil) Kehutanan.
Dengan pelepasan ini kawasan hutan Bengkulu berkurang dari 920.964 ha menjadi 834.869 atau menjadi 41,68 persen dari total luas wilayah Bengkulu yaitu 2.003.050 ha.

Menurut Chairil, berdasarkan aturan RTRW, kawasan hutan suatu wilayah minimal 30 persen dari total wilayah dengan arti lain Bengkulu masih memiliki 41,68 persen kawasan hutan.

Usulan review tersebut sudah disampaikan ke Kementerian Kehutanan bahkan tim terpadu dari pusat sudah turun ke 33 titik kawasan untuk melakukan kajian.

"Tim terpadu yang terdiri dari LIPI, Kementerian Lingkungan Hidup, IPB, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Kehutanan, termasuk dari Bappeda, Universitas Bengkulu, Dishut provinsi dan kabupaten sudah turun ke lapangan," katanya.

Meski tidak menyebutkan rincian pelepasan dan alih fungsi per kabupaten, Chairil mengatakan, alih fungsi dari kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi seluas 4.760 ha, dari cagar alam menjadi taman wisata alam seluas 3.384 ha, dari hutan produksi terbatas menjadi taman hutan raya seluas 600 ha.

"Ada juga yang dikukuhkan dari area penggunaan lain menjadi Tahura di Bengkulu Selatan seluas 400 ha,"tambahnya.

Areal yang dikuasai masyarakat yang diusulkan untuk dilepaskan antara lain di Taman Wisata Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong seluas 6.350 ha di mana saat ini terdapat empat desa defenitif dan Desa Lubuk Resam di Kabupaten Seluma seluas 2.560 ha.

"Sebagian besar desa ini sudah ada sebelum dilakukan penetapan Tata Guna Hutan Kesepakatan sehingga mereka protes dengan status kawasan hutan yang memasuki desa mereka,"katanya. Ester


Sumber :
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/01/27/brk,20100127-221748,id.html
27 Januari 2010

Bengkulu, Wisata Alam dan Budaya


WISATA ALAM


1. Pantai Panjang

Lokasi pantai Panjang sekitar 3 km dari kota Bengkulu. Sekitar 7 km panjang pantai dengan 500m lebar dari jalan raya. Banyak transportasi umum yang menuju ataupun pergi dari pantai Panjang. Pohon Cemara yang rindang menghiasi sepanjang pantai. Hotel dan restoran juga banyak terdapat disana. Pantai ini juga memiliki fasilitas area parkir, kolam renang, cottage, dan lainnya yang mendukung wisata disana.

2. Pantai Pasir Putih

Pantai ini terletak dekat pelabuhan samudra Pulau Baii. Jarak sekitar 19 km dari pusat koa Bengkulu. Kondisi jalan menuju kesana sangat baik. Tempat ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat jenis apapun. Kondisi pantai sangat bersih dengan pasir pantainya yang putih dan pohon cemara yang tumbuh disekitarnya.

3. Pulau Tikus

Pulau ini terdiri dari satu pulau induk dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya yang mengitari dan dengan karang-karang yang indah. Pulau tikus sangat cocok untuk wisata laut. Pulau ini dapat dicapai sekitar 1 jam dari kota Bengkulu dengan menggunakan kapal boat.

4. Danau Dendam Tak Sudah

Danau ini dikelilingi oleh perbukitan kecil, dengan bukit barisan sebagai latar belakangnya. Jaraknya sekitar 8 km dari pusat kota Bengkulu. Anggrek air Vanda Hookeriana tumbuh sepanjang danau. Ketika musim bunga anggrek tersebut membuat danau menjadi indah dan lebih sejuk.

5. Tapak Padri dan Pantai Jakat

Terletak sangat dekat dengan benteng marlborough dengan pemandangan laut yang indah. Tapak Padri dataran yang cukup tinggi sehingga kita dapat melihat matahari terbenam. Masyarakat sering berkunjung ketempat ini pada sorehari untuk melihat sunset.

6. Taman Hutan Hujan Tropis (Tahura)

Lokasinya sekitar 16 km dari pusat kota Bengkulu yang dapat dicapai oleh berbagai jenis kendaraan roda empat. Tempat ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk area observasi dan temopat kemah dengan keadaan alam yang indah.


OBYEK WISATA KEBUDAYAAN BENGKULU


1. Benteng Marlborough

Benteng Marlborough dibangun oleh perusahaan india timur dibawah kepemimpinan gubernur Joseph Callet. The fort constitutes the strong fort Benteng Marlborough berdiri mengahadap selatan, dan memiliki luas 44,100 meter persegi. Benteng ini mempunyai bentuk bangunan abad 18, menyerupai kura-kura. Pintu utamanya dikelilingi parit yang luas dan dapat dilalui oleh jembatan. Menurut masyarakat sekiotar di benteng itu juga terdapat pintu keluar bawah tanah yang dulu digunakan pada waktu perang.

2. Rumah Pengasingan Bung Karno

Pada jaman koloni Belanda(1939-1942), Soekarno (Yang kemudian menjadi Presiden RI yang pertama) pernah diasingkan di Bengkulu. Selama dalam pengasingan Soekarno tinggal di rumah yang beralamat di Anggut Atas dan sekarang dikenal dengan jalan Soekarno-Hatta. Beberapa peralatan, sepeda, perpustakaan buku-buku, dan yang lainnya yang pernah dimiliki oleh soekarno disimpan didalam rumah ini. Selama tinggal di Bengkulu, Soekarno mendesain masjid, yang sekarang dikenal dengan Masjid Jamik (Jamik Mosque).

3. Parr and Hamilton Monuments

Parr Monuments terletak di depan Pasar Barukoto diseberang benteng Marlborough, sedangkan Hamilton Monuments terletak di Jalan Soekarno-Hatta. Monument ini dibangun oleh Inggris untuk memperingati kekalahan mereka di Bengkulu.

4. Museum Propinsi Bengkulu

Museum Bengkulu terletak di bagian selatan dari jalan utama kota Bengkulu, yaitu di jalan Pembangunan. Disini kita dapat melihat berbagai macam benda benda bersejarah. dan juga baju batik buatan Bengkulu yang dinamakan kain Besurek.

5. Rejang Lebong

Air Panas dan Air Terjun Suban. Terletak 6 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan aspal. dan terdapat air panas serta dua air terjun. oleh pemerintah dibangun berbagai macam fasilitas umum untuk menunjang pariwisata di sana.

6. Danau Pematang

Terletak 16 km dari Curup dan dapat dicapai dengan mudah dengan transportasi umum. Danau ini dikelilingi oleh perbukitan. Bukit Kabal Terletak 19 km dari Curup dengan jalan aspal yang menghubungkannya. Dengan tinggi sekitar 1,936 m diatas permukaan laut dengan keindahan alam yang menakjubkan.

7. Danau Tes

Terletak 51 km dari Curup di Kecamatan Lebong Selatan, Danau ini adalah danu terbesar di propinsi Bengkulu dengan jarak 3 km. dan digunakan juga sebagai pembangkit listrik tenaga air. Tempat ini juga biasanya sebagai tempat peristirahatan bagi turis untuk melihat panorama yang indah dan matahari terbenam.

8. Kolam Renang Tabarena

Terletak 4 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan aspal. Tabarena adalah kolam renang alam yang berada di sungai dengan airnya yang bersih dan dingin.

9. Air Terjun Kepala Curup

Terletak 29 km dari Curup dengan tinggi 100m. Dengan airnya yang segar dan sering dikunjungi oleh wisatawan.

10. Sungai Air Putih

Terletak di Tambang Sawah, sekitar 15 km dari Muara Aman atau 80 km dari Curup. Sungainya terdiri dari air panas dan air dingin.

11. Makam Sentot Alibasyah Terletak di Desa Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Bengkulu.Sentot Alibasyah merupakan salah satu Panglima P.Dipenegoro yang dikirim ke Bonjol waktu perang Padri


OBYEK WISATA SPESIAL DI BENGKULU


1. Bunga Raflessia Arnoldy

Semasa Pemerintahan Inggris, Bunga ini ditemukan pertamakali oleh Sir Thomas Raffles dan Dr. Arnoldy di Dusun Lubuk Tapi pada tahun 1818. Bunga ini adalah bunga terbesar di dunia dengan diameter 100 cm. Bunga ini membutuhkan 6 sampai 8 bulan untuk tumbuh dan 15 hari setelah itu untuk berbunga. Keunikan dari bunga ini adalah tidak adanya akar, daun dan batang.Tumbuhan ini termasuk parasit kerena tidak adanya Klorofil dan haustoria. Bunga ini dapat ditemukan di : Taba Penanjung I dan III, 40 km dari kota Bengkulu. Pagar Gunung village I, II, dan III in Sub-bagian Kepahiyang. Talang Ulu, Curup, Rejang Lebong. Air panas Suban, Curup, Rejang Lebong. Taba Rena, Curup, Rejang Lebong. Dusun Lubuk Tapi, Bengkulu Selatan. Desa Talang Tais, Padang Guci, Bengkulu Selatan.

2. Bunga Kibut (Amorphopalus Titanuum)

Bunga ini sangat menarik dan cantik. Tidak memiliki batang dengan tetapi memiliki bunga yang tinggi sekitar 3 m dan kuat. Bunga ini tumbuh di sekitar Rejang Lebong mengelilingi Kepahyang, Bengkulu Utara, and Bengkulu Selatan.

3. Anggrek air Vanda Hookeriana

Berdasarkan ahli tanaman yang datang ke Bengkulu, anggrek air inihjanya terdapat di Danau Dendam Tak Sudah yang terletak sekitar 5 km dari kota Bengkulu. Beberapa macam anggrek liar dan alami lainnya dapat pula ditemukan di propinsi Bengkulu.

4. Berbagai macam kekayaan hutan yang dapat ditemukan di Bengkulu seperti Kayu Medang, Meranti, Rattan, Damar. Tanaman lainnya yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah Minyak sawit, getah karet, kopi, durians, jeruk, sayuran ,dan lainnya.

5. Fauna : Beberapa macam hewan seperti macan, kijang, gajah, monyet, rangkong adalah hewan yang menempati hutan di propinsi Bengkulu.

6. Upacara Tabot

Tabot adalah upacara tradisional tentang kepahlawanan Hasan dan Husen, Mereka Mati dalam peperangan melawan orang-orang Yazid. Perayaan pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syeh Burhanuddin (Imam Senggolo) Menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 muharram (berdasar kalendar islam)setiap tahun.

7. Upacara Lainnya yang mengiringi Tabot

Upacara Mengambil Tanah, dilakukan dari 1 sampai 4 Muharram. Duduk Penjah, 5 Muharram. Menjara, 5 sampai 6 of Muharram. Anak Jari-Jari dan Sorban, 7 sampai 8 Muharram. Arak Gedang, 9 Muharram. Pembuangan Tabot, 10 Muharram.

8. Taman Laut

Taman ini terletak sekitar pulau Enggano.

9. Taman Nasional

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Terletak di Kecamatan Seblat sekitar 100 km dari kota Bengkulu. Taman Nasional lainnya terletak di Selatan Kaur, 80 km dari Manna. Taman ini merupakan bagian dari Taman Nasional Sumatera Selatan(TNSS I). Berbagai m,acam hewan dapat dijumpai di sana.

10. Taman Berburu

Gunung Nanu'ua, hutan yang masih alami yang terletak di pulau Enggano.Hewan yang dapat diburu adalah : banteng liar, bore (babi liar), kijang, monyet, dan beberapa lainnya. Semidang Bukit Kaba, terletak di Taba Penanjung dengan luas area 15,300 ha.

11. Elephant Training Center (ETC) di Seblat

Terletak di sebelah sungai Seblat, Putri Hijau, Bengkulu utara. Tempat latihan ini adalah salah satu dari tempat latihan yang ada di Indonesia(Way Kambas ETC, Lampung; Lhokseumawe ETC, Aceh; Sebangau ETC, Riau; Sebokor ETC, Sumatera Selatan). Untuk mencapai kesini dapat menggunakan kendaraan roda empat. terletak 132 km dari Bengkulu atau sekitar 3 jam perjalanan. Kita dapat melalui : Simpang Air Muring ke Desa Suka Maju, kemudian berjalan kaki sekitar 5 km. Dan Simpang Desa, Kota Bani, Suka Merindu, dan Suka Baru. Sayang sekali, jalur ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu

Sumber Gambar:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/55/Bunga_Bangkai.jpg

Bengkulu, Asal-usul Nama dan Sejarah


Bengkulu (dulu dikenal sebagai Bencoolen, Benkoelen, atau Bengkulen, beberapa menyebutnya Bangkahulu) (juga dikenal sebagai Sumatera Barat Daya) adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Sumatra Barat, di sebelah timur dengan Jambi dan Sumatra Selatan sedangkan di sebelah selatan dengan Lampung.

Nama "Bencoolen" diperkirakan diambil dari sebuah nama bukit di Cullen, Skotlandia, Bin of Cullen (atau variasinya, Ben Cullen). Dikarenakan Bengkulu termasuk salah satu bangsa Melayu, penamaan ini menjadi kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal[rujukan?], apalagi asal nama itu dari Skotlandia yang jauh disana.

Sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dari kata 'Bangkai' dan 'Hulu' yang maksudnya 'bangkai di hulu'. Konon menurut cerita, dulu pernah terjadi perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Bengkulu. dan dari pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belak pihak di hulu sungai Bengkulu. Korban-korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di hulu sungai tersebut maka tersohorlah sebutan Bangkaihulu yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu. Penamaan seperti ini mirip dengan kisah perang antara pasukan Majapahit dengan pasukan Pagaruyung di Padang Sibusuk, daerah sekitar bekas wilayah kerajaan Dharmasraya, yang juga mengisahkan bahwa penamaan Padang Sibusuk itu dari korban-korban perang yang membusuk di medan perang.

Di wilayah Bengkulu sekarang pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.

Sebagian wilayah Bengkulu, juga pernah berada dibawah kekuasaan Kerajaan Inderapura semenjak abad ke-17.

British East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan lada Bencoolen dan kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. Saat itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC, dan EIC dilarang berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada tanggal 12 Juli 1685 mengizinkan Inggris untuk mendirikan benteng dan berbagai gedung perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut.

Sejak 1713, dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang masih tegak berdiri. Namun demikian, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.

Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung). Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.

Penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit.

Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, termasuk Sukarno. Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi isterinya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Baru sejak tanggal 18 November 1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda sebelum Timor Timur).


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu